Wednesday, 30 October 2013

KARANGAN ILMIAH ( BAKMI ROXY cabang Jalan Cikini Raya)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
   Sebagian besar penduduk indonesia, banyak yang memberanikan diri dalam membuka usaha sendiri yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Para pengusaha tersebut memulai dari usaha-usaha sederhana, sehingga terus menerus berkembang untuk menjadi sebuah usaha yang besar dan memiliki banyak cabang usaha untuk bisa bersaing dengan para pengusaha lainnya.
Dalam perkembangan dunia usaha, muncul sebuah istilah UKM ( Usaha Kecil dan Menengah ) yang merupakan suatu klasifikasi bagi sebuah perusahaan kecil yang sudah mempunyai kemajuan yang signifikan dalam segi penjualan, dan juga asset yang dimiliki pengusaha tersebut. Sebuah UKM biasanya hanya dengan meggunakan modal awal yang tidak besar, baik modal uang, maupun bentuk asset lainnya dan juga bentuk modal yang harus dimiliki yaitu keahlian. Usaha kecil menengah dapat menciptakan beberapa nilai positif dalam pembangunan perekonomian nasional seperti penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan rakyat, pemerataan pendapatn dan pengentasan kemiskinan.
Seiring pertumbuhan penduduk, maka semakin bertambah pula kebutuhan manusia akan bahan pangan, sandang, dan papan. Dalam hal ini, banyak sekali peluang para produsen untuk membuka sebuah usaha dalam produk makanan. Salah satunya adalah makanan instan atau cepat saji, contoh nya saja bakmi. Usaha bakmi ayam merupakan usaha yang cukup menjanjikan, terutama untuk usaha bakmi ayam gerobak maupun usaha bakmi ayam kios.

Setiap tahun, usaha bakmi ayam ini terus meningkat. Banyaknya pedagang bakmi ayam yang menambahkan variasi tertentu atau resep-resep baru yang digunakan dalam proses pembuatan bakmi ayam. Peluang usaha bakmi ayam ini, terbuka lebar bagi produsen yang ingin membuka usaha baru. Walaupun banyak sekali pesaing usaha bakmi ayam ini, para produsen baru harus memiliki keahlian dalam membuat bakmi ayam yang enak. Begitu pula dengan para produsen yang telah lama menggeluti usaha bakmi ayam, mereka harus mempertahankan rasa dan kualitas yang telah di percayai oleh sebagian masyarakat.

1.2  Batasan Masalah
   Pada karangan ilmiah ini, penulis membatasi pembahasan. Penulis hanya mendeskripsikan profil penjualan “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya.

1.3    Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan deskripsi mengenai kenyataan dan keadaan yang di teliti.
Penulis melekukan wawancara langsung dengan Narasumber yaitu salah satu pekerja di “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya. Wawancara yang dilakukan penulis terhadap narasumber mengenai profile singkat mengenai tahun berapa “BAKMI ROXY” berdiri dan apa saja unsur-unsur yang membuat “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya itu menjadi terkenal.
1.4  Tujuan
   Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dari karangan ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana profile singkat mengenai tahun berapa “BAKMI ROXY” berdiri, dan unsur-unsur yang membuat “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya itu menjadi terkenal.

1.5  Manfaat
   Karangan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait mengenai “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya. Manfaatnya adalah :
1.                  Supaya pembaca bisa mengetahui mengapa “BAKMI ROXY” cabang     Jalan Cikini Raya bisa terkenal.
2.                  Agar pembaca tertarik untuk mencoba bagaimana rasa dari “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1    Pengertian Bakmi
Bakmi adalah salah satu jenis mi yang dibawa oleh pedagang-pedagang cina ke Indonesia. Bakmi juga sering disebut yamien atau yahun. Bakmi juga merupakan makanan yang terkenal terutama di daerah-daerah “pecinan” di Indonesia. Tebalnya bakmi adalah antara Mian cina dan Udon Jepang, selain itu ada berbagai variasi bakmi Indonesia. Bakmi harus di rebus sebelum di berikan kuahnya. Bakmi biasanya di sajikan dengan dilengkapi  dengan ayam, bakso ataupun pangsit goreng.

2.2    Proses Usaha Bakmi
Usaha bakmi adalah usaha yang tidak akan pernah mati. Karena bakmi merupakan makanan yang sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia. Untuk memulai usaha bakmi ada beberapa persiapan yang dilakukan, yaitu diantaranya :
1.    Harus mengetahui ilmu mengenai bagaimana cara pembuatan bakmi, baik melalui buku, internet, ataupun dari refernsi yang lain. Bisa juga dengan cara mendatangi pengusaha bakmi yang sudah terkenal enak dan belajar langsung dengan juru masaknya, dimulai dari cara pembuatan bakmi, peralatan yang dibutuhkan untuk usaha bakmi, dan bagaimana cara pemasarannya.
2.    Mempersiapkan peralatan dan segala perlengkapan yang dibutuhkan untuk penjualan bakmi.
3.    Sudah mulai menentukan bagaimana strategi pemasaran.
Konsumen sasaran atau pasar potensial bakmi ini bisa masuk ke berbagai kalangan, baik anak-anak, hingga orang dewasa. Dari kalangan ekonomi lemah, menengah, dan high class.
2.3    Deskripsi Usaha Bakmi
1.         Bahan baku
Biasanya pengusaha bakmi membuat sendiri atau memproduksi sendiri untuk bahan-bahan bakmi. Resep dari bakmi itu sendiri tidak diketahui oleh sembarang orang, yang artinya hanya orang khusus atau ahli yang mengetahui resep cara membuat bakmi dan beserta bumbu dan bahan-bahan rahasia lainnya.
2.         Tempat Usaha
Banyak sekali cara untuk berjualan bakmi. Bakmi bisa dijual dengan cara berkeliling memakai gerobak ataupun berjualan di kios bakmi. Pengusaha bakmi harus memilih lokasi yang strategis untuk berjualan bakmi. Biasanya, lokasi yang strategis untuk menjual bakmi adalah sekitar daerah pemukiman penduduk, komplek perumahan, tempat keramaian atau pasar, kantor , sekolah dan kampus. Sekarang sudah banyak sekali kios-kios para penjual bakmi, bahkan ada yang menjadikan rumah sebagai usaha rumahan bakmi.
3.         Perlengkapan Usaha
Perlengkapan usaha yang harus dimiliki pengusaha bakmi tidak jauh beda dengan perlengkapan usaha kuliner pada umumnya. Perlengkapan usaha tersebut yaitu antara lain :
a.       Gerobak bakmi atau etalase
b.      Peralatan masak
c.       Peralatan makan
d.      Meja dan Kursi
e.       Tenda
f.       Lemari pendingin
4.         Karyawan
Usaha bakmi yang masih kecil-kecilan bisa dilakukan sendiri tanpa adanya bantuan karyawan. Apabila usaha bakmi sudah berkembang atau lumayan besar, bisa menggunakan bantuan dengan cara mengangkat karyawan. Karyawan dapat membantu pekerjaan untuk melayani pelanggan.
5.         Melakukan Promosi
Banyak sekali usaha bakmi menggunakan gerobak keliling dan tidak perlu melakukan promosi terlalu besar, cukup memasang merek bakmi dengan tulisan yang cukup besar dan menarik untuk dilihat di gerobak bakmi. Apabila usaha bakmi telah berkembang, pengusaha bakmi bisa melakukan promosi melalui media cetak.
6.         Harga Bakmi
Biasanya pengusaha bakmi yang dijual secara berkeliling menggunakan gerobak, biasanya dijual dengan harga kisaran Rp 8.000,-/mangkok. Sedangkan untuk bakmi yang dijual di kios, biasanya dijual dengan harga kisaran Rp 10.000,-/mangkok atau Rp 15.000,-/mangkok.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Metode Penelitian
3.1.1   Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang diteliti oleh penulis adalah kios “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya.

3.1.2    Data yang Digunakan
Data yang penulis gunakan dalam karangan ilmiah ini bersumber dari data sekunder. Data ini diperoleh langsung dari salah seorang karyawan “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya.

3.1.3    Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan penyusunan karangan ilmiah ini, penulis melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Penulis juga menggunakan referensi dengan cara mencari, membaca, dan mempelajari referensi dari internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3.2    Tempat dan Waktu Penelitian
Hari                      : Senin
Tanggal                : 28 Oktober 2013
Tempat                 : “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya




3.3    Subjek Penelitian
Dalam pembuatan karangan ilmiah ini, penulis melakukan penelitian dengan mewawancara salah satu karyawan “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya yang bernama mas Diriantoro.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1    Profil Objek Penelitian
Pengusaha bakmi ini, sudah lama menggeluti usaha bakmi. Usaha bakmi ini bernama “BAKMI ROXY’. “BAKMI ROXY” sendiri pertama kali di buka sekitar kawasan roxy, tanah abang, Jakarta. Usaha bakmi ini telah mempunyai 6 cabang di Jakarta, yaitu sebagai berikut :
1.      Jalan Biak , Gambir.
2.      Jalan Sabang, Kebon Sirih.
3.      Jalan Cikini Raya, Cikini.
4.      Jalan Pegangsaan, Komplek Megaria.
5.      Jalan Radio Dalam, Kebayoran Baru.
6.      Jalan Margonda, Depok.
Penulis melakukan penelitian terhadap salah satu cabang “BAKMI ROXY” yang berada di Jalan Cikini Raya, Cikini.

4.2    Hasil Wawancara
Wawancara dilakukan oleh penulis pada waktu malam hari. Penulis melakukan wawancara dengan salah satu karyawan “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya yaitu Mas Diriantoro. Sebelum melakukan wawancara, penulis memesan salah satu menu favorit di kios bakmi tersebut. Setelah memesan dan menghabiskan makanan tersebut, penulis langsung mewawancarai salah seorang karyawan yaitu Mas Diriantoro.




Berikut beberapa percakapan antara penulis dengan Mas Diriantoro :
1.      Rizka : “Kapan pertama kali “BAKMI ROXY” berdiri?”
Mas Diriantoro : “Bakmi Roxy berdiri pertama kali pada tahun 1991. Pertama kali berjualan di daerah Roxy, Tanah Abang.”

2.      Rizka : “Kalau Bakmi Roxy cabang Jalan Cikini Raya ini, sejak kapan berjualannya?”
Mas Diriantoro : “Bakmi Roxy cabang Jalan Cikini Raya, baru buka sekitar tahu 2002.”

3.      Rizka : “ Siapa pemilik dari usaha “BAKMI ROXY? ini mas? Dan dari mana asalnya?”
Mas Diriantoro : “ Nama pemilik “BAKMI ROXY” adalah bapak T. Haryanto. Bapak T.Haryanto berasal dari Cilacap, Jawa Tengah.”

4.      Rizka : “Apakah Bapak T.Haryanto ikut berjualan? Kalau iya, jualan dimana mas?”
Mas Diriantoro : “Tidak, Bapak tidak ikut berjualan. Sekarang bapak ada di Cilacap, kampung halaman bapak T.Haryanto.”

5.      Rizka : “Berarti, Bakmi roxy ini termasuk bakmi jawa ya mas?
Mas Diriantoro : “Iya mbak, Bakmi Roxy ini termasuk bakmi jawa juga.”

6.      Rizka : “Ooo begitu mas. Apakah bapak sering datang mengunjungi kios bakmi roxy ini?’
Mas Diriantoro : “Jarang sekali mbak. Paling kalau bapak kesini Cuma 2 kali dalam setahun.”

7.      Rizka : “Dulu setahu saya, “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya ini, cuma berjualan di depan sebuah toko, tapi kenapa sekarang sudah pindah ke dalam kios ya mas?”
Mas Diriantoro : “ iya mbak, benar. Dulu itu memang berjualan di depan kios. Tapi sekarang, kami bisa menyewa kios yang sudah tidak terpakai. Kurang lebih sudah 3 tahun pindah ke dalam kios.”

8.      Rizka : “Bahan-Bahan untuk membuat bakmi dan semua bumbu-bumbunya itu, diracik oleh siapa mas? Apakah mas mengetahui resep, bahan, dan bumbu-bumbunya?
Mas Diriantoro : “Semua bahan-bahan dan bumbu-bumbunya itu diracik oleh juru masak, khusus meracik bumbu. Hanya pemilik dan juru masak khusus meracik tersebut yang mengetahui semua resep, bahan-bahan, dan bumbu-bumbu untuk bakmi.

9.      Rizka : “Berarti setiap cabang “BAKMI ROXY”, bahan-bahan dan bumbu-bumbunya satu pabrik ya. Lalu, semua bahan-bahan dan bumbu-bumbu tersebut, pabriknya ada dimana mas? Dan cara mendistribusikannya bagaimana?
Mas Diriantoro : “Iya mbak, semua cabang “BAKMI ROXY” itu, semua bahan-bahan dan bumbu-bumbunya di buat dalam satu pabrik. Pabriknya itu berbentuk ruko di kawasan Kebon Sirih, mbak. Cara pendistribusiannya, setiap cabang menjemput bahan-bahan dan bumbu-bumbu sendiri ke Kebon Sirih.”

10.  Rizka : “Karyawan yang bekerja di cabang Jalan Cikini Raya ini, ada berapa orang mas?”
Mas Diriantoro : “Semuanya berjumlah 7 orang.”

11.  Rizka : “Semua pekerja diberikan fasilitas apa saja?”
Mas Diriantoro : “Semua pekerja diberikan fasilitas tempat tinggal oleh pemilik. Kami diberi satu kamar/orang. Tempatnya di kawasan Kebon Sirih, Gambir. Semua pekerja di seluruh cabang, diberikan fasilitas tersebut.
12.  Rizka :” Apakah di cabang Jalan Cikini Raya ini ada karyawan yang telah bekerja sejak “BAKMI ROXY” berdiri?”
Mas Diriantoro : “Ada mbak, hanya satu orang, namanya mas Turiman. Mas Turiman telah bekerja di “BAKMI ROXY” sejak tahun 1991. Pada awalnya mas Turiman bekerja di “BAKMI ROXY” yang terletak di Tanah abang, tempat pertama kali “BAKMI ROXY” berdiri. Lalu, sejak “BAKMI ROXY” buka cabang di Jalan Cikini Raya ini, mas Turiman pindah bekerja kesini mbak.”

13.  Rizka : “kedai bakmi nya buka dari jam berapa mas?”
Mas Diriantoro : “Kita buka dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Jadi, ada 2 shift. Shift yang pertama itu, buka dari jam 8 pagi – jam 3 sore. Lalu, lanjut lagi dari jam 4 sore – jam 12 malam.”

14.  Rizka : “Apakah pemesanan bisa dilakukan dengan delivery?’
Mas Diriantoro : “Bisa, apabila pemesanan minimal 50 bungkus dan langsung kami kirimkan ketempat pemesan.”

15.  Rizka : “Pelanggan yang membeli, lebih banyak siang hari atau malam hari?”
Mas Diriantoro: “Untuk pembeli sih, lebih banyak pada malam hari. Apalagi kalau malam minggu, lebih ramai dari pada hari biasanya.”

16.  Rizka : “Dalam satu hari, bisa habis berapa mangkok mas?”
Mas Diriantoro : “Sehari bisa habis 500 mangkok mbak.”

17.  Rizka : “Omset dalam satu hari, bisa mencapai berapa mas?”
Mas Diriantoro : “Dalam satu hari, omset yang didapatkan kurang lebih sekitar Rp 10.000.000,-.”

18.  Rizka : “Menu apa saja mas, yang tersedia di kios “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya ini?”
Mas Diriantoro : “Menu-Menunya :
a.       Mie Ayam
b.      Bihun Ayam
c.       Kwe Tiaw Ayam
d.      Mie Bakso
e.       Mie Pangsit
f.       Mie Special
g.      Bakso Sapi Kuah
h.      Pangsit Kuah
i.        Bakso + Pangsit
j.        Pangsit Goreng
k.      Fanta
l.        Coca Cola
m.    Sprite
n.      Jeruk
o.      Teh Botol
p.      Teh manis
q.      Es Teh Manis
r.        Teh Manis Panas
s.       Aqua

19.  Rizka : “Apa yang membuat rasa dari “BAKMI ROXY” berbeda dengan bakmi yang lainnya?”
Mas Diriantoro : ”Mungkin kualitas rasa yang berbeda dengan bakmi yang lainnya. Racikan dan resepnya berbeda dengan yang lain. Pelanggan juga banyak yang bilang, kalau “BAKMI ROXY” itu asin gurihnya pas.”



20.  Rizka : “Pernah mengalami penurunan omset atau kerugian tidak?”
Mas Diriantoro : “Pernah, “BAKMI ROXY” pernah mengalami penurunan omset, tetapi hanya sementara saja. Hal itu disebabkan karena pabrik penyedia bahan-bahan dan bumbu-bumbu yang berada di Kebon Sirih Terbakar.”


BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan wawancara yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis dapat menyimpulkan bahwa usaha “BAKMI ROXY” telah berdiri dari tahun 1991, dan pertama kali berdiri di daerah Roxy, Tanah Abang. Sebenarnya “BAKMI ROXY” ini, tidak jauh berbeda dengan bakmi jawa yang lainnya. Karena “BAKMI ROXY” pemiliknya asli orang Cilacap, Jawa Tengah. Sampai saat ini, “BAKMI ROXY” telah memiliki 6 cabang yaitu :
1.      Jalan Biak , Gambir.
2.      Jalan Sabang, Kebon Sirih.
3.      Jalan Cikini Raya, Cikini.
4.      Jalan Pegangsaan, Komplek Megaria.
5.      Jalan Radio Dalam, Kebayoran Baru.
6.      Jalan Margonda, Depok.
Kios bakmi yang di wawancara oleh penulis adalah “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya. “BAKMI ROXY” cabang Jalan Cikini Raya dibuka pertama kali pada tahun 2002. Di kios bakmi ini, ada 7 karyawan yang bekerja. Setiap karyawan, diwajibkan harus bisa membuat semua menu yang tersedia. Seluruh karyawan di setiap cabang, diberikan fasilitas tempat tinggal di kawasan Kebon Sirih, Gambir. Kios bakmi yang berada di jalan Cikini Raya ini, buka dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam.
Biasanya, tempat ini ramai dikunjungi pada malam hari, lebih ramai lagi pada malam minggu. Dalam satu hari bisa menghabiskan 500 mangkok bakmi ayam, termasuk dengan menu-menu yang lainnya. “BAKMI ROXY” mengutamakan kualitas rasa dengan harga yang pas.



5.2    Saran
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin memberikan saran yang membangun dan bermanfaat bagi pengusaha dan karyawan “BAKMI ROXY” agar mempertahankan kualitas cita rasa “BAKMI ROXY” itu sendiri.
5.3    Keterbatasan Wawancara
       Adapun keterbatasan wawancara ini adalah penulis tidak bisa melakukan wawancara langsung dengan pemilik usaha “BAKMI ROXY”. Dikarenakan, pemilik menetap di kampung halamannya di daerah Cilacap, Jawa Tengah.